Entri yang Diunggulkan

Spider Lily: Bunga Cantik yang Disebut dalam Anime Demon Slayer

Gambar
indranila - Selain suka tanaman, saya juga suka anime. Demon Slayer atau Kimetsu no Yaiba adalah salah satu anime yang populer yang masih saya ikuti. Di anime ini diceritakan ang tokoh antagonis, Muzan Kibutsuji yang berburu bunga langka, blue spider lily.  Sebagai seorang pecinta tanaman, antusiasme dan rasa ingin tahu selalu muncul saat melihat atau mendengar ada tanaman yang disebut dalam produk budaya populer apapun. Bunga red spider lily ini selain muncul di anime Demon Slayer juga sudah sering muncul di banyak anime lainnya. Bunga ini sering dimunculkan tatkala ada karakter yang akan mati. Tapi apakah bunga ini benar-benar identik dengan kematian? Di dunia nyata blue spider lily tidak benar-benar ada. Yang betul-betul ada adalah bunga red spider lily. Untuk mengetahui jawaban pastinya, mari kembali lagi ke dunia nyata. Yuk, kita telusuri lebih dalam tentang red spider lily! Ekologi dan Sebaran Red Spider Lily Red spider lily berasal d...

Bunga Tembaga (Catharanthus roseus): Tanaman Hias yang Menyimpan Potensi Besar dalam Pengobatan Kanker

Catharanthus roseus - bunga tembaga

indranila -
Bunga tembaga atau tapak dara (sunda) dengan nama ilmiah Catharanthus roseus sudah lama populer sebagai tanaman hias bunga. Tanaman tapak dara ternyata menyimpan potensi yang sangat penting dalam bidang pengobatan karena diduga efektif untuk mengobati kanker.

Distribusi Geografis Tanaman Tapak Dara

Catharanthus roseus atau tapak dara berasal dari Madagaskar, yang tumbuh subur di daerah pesisir yang kering. Selama berabad-abd, penduduk lokal Madagaskar telah memanfaatkan tanaman ini sebagai obat. 

Tanaman ini kemudian menyebar ke seluruh dunia melalui Asia Tropis dan Subtropis, hingga ke Australia dan Amerika. Di beberapa tempat di Australia tanaman ini dianggap sebagai spesies invasif. Bukti bahwa tanaman tapak dara sangat punya daya adaptasi tinggi di berbagai kondisi geografis.

Sebagai tanaman hias bunga tembaga sangat mudah dalam perawatannya. Cukup disiram dan diberi pupuk sudah bisa tumbuh optimal. Jika ingin membudidayakannya, bisanya tamanan ini diperbanyak dengan bijinya.

Klasifikasi Bunga Tembaga

Catharanthus roseus memiliki klasifikasi ilmiah sebagai berikut:

Kingdom: Plantae
Divisio: Angiospermae
Kelas: Dikotil
Ordo: Gentianales
Famili: Apocynaceae
Genus: Catharanthus
Spesies: Catharanthus roseus

Bunga tembaga adalah anggota famili Apocynaceae bersamaan dengan bunga alamanda, bunga oleander, pohon kamboja.

Toksisitas Tanaman Bunga Tembaga

Catharanthus roseus - bunga tembaga
foto: pexels

Tanaman anggota famili apocynaceae diketahui banyak yang mengandung senyawa alkaloid yang beracun jika dikonsumsi dengan cara yang tidak benar. 

Tanaman bunga tembaga yang merupakan bagian dari suku apocynaceae juga beracun. Catharanthus roseus mengandung berbagai alkaloid yang beracun, seperti vinblastin, vincristin, dan vindoline. 

Kandungan ini dapat menyebabkan keracunan jika dikonsumsi secara tidak tepat. Tanda-tanda keracunan dapat berupa demam, loyo, muntah-muntah, neuropati, kehilangan refleks tendon, berhalusinasi, koma, bahkan kematian.

Sejarah Penelitian Modern

Catharanthus roseus adalah tanaman yang sangat dihargai secara medis. Ekstraksi kimianya memiliki peran dalam pengobatan kanker. Tanaman ini juga memiliki sejarah penggunaan dalam pengobatan ayurveda dan pengobatan tradisional Cina.

Sejarah modern Catharanthus roseus mulai mengalami perubahan penting pada tahun 1950-an, ketika para peneliti mulai mengisolasi senyawa aktifnya. Mulanya penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan obat diabetes. Hasil penelitian lanjutan, menunjukkan bahwa senyawa alkaloid dari tanaman bunga tembaga ternyata punya efek anti kanker yang sangat kuat.

Senyawa aktif anti kanker

Senyawa alkaloid antikanker yang dimaksud adalah vinblastin dan vincristin. Sebelumnya telah disebut bahwa kedua senyawa ini beracun jika dikonsumsi. Tapi bukankah sudah umum diketahui kalau, obat sejatinya adalah ‘racun’ yang diberi dosis yang terukur agar bisa menyembuhkan penyakit.

Senyawa aktif dari tanaman tapak dara yaitu vinblastin dan vincristin bekerja dengan cara menghambat produksi dan pematangan leukosit (sel darah putih), yang efektif dalam pengobatan kanker.

Jenis kanker yang bisa diobati ekstrak bunga tembaga

Vinblastin dan vincristine dalam tanaman bunga tembaga (Catharanthus roseus) efektif untuk beberapa jenis kanker, tetapi tidak semua penyakit kanker bisa diobati dengan obat ini.

Berikut adalah beberapa jenis kanker yang biasanya diobati dengan vinblastin dan vincristine:

  • Leukemia: Vinblastin dan vincristine digunakan untuk mengobati leukemia, terutama leukemia mieloblastik akut.
  • Limfoma: Vinblastin digunakan untuk mengobati limfoma Hodgkin dan limfoma jenis lain.
  • Sarkoma Kaposi: Vinblastin efektif dalam mengobati sarkoma Kaposi.
  • Kanker Testis: Vinblastin digunakan untuk mengobati kanker testis.
  • Kanker Kandung Kemih: Vinblastin digunakan untuk mengobati kanker kandung kemih.
  • Histiositosis: Vinblastin digunakan untuk mengobati histiositosis.
  • Germ Cell Tumor: Vinblastin digunakan untuk mengobati germ cell tumor pada anak-anak.

Penggunaan Tradisional Tanaman Tapak Dara

Sebelum digunakan dalam pengobatan modern, tanaman bunga tembaga telah lebih dulu dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Namun, penting untuk diingat bahwa tanaman ini beracun dan harus digunakan dengan hati-hati.

Penyakit yang bisa diobati

Secara tradisional, tapak dara (Catharanthus roseus) digunakan untuk mengobati beberapa penyakit, termasuk:

Diabetes: Daun tapak dara digunakan untuk mengontrol gula darah yang tinggi. Bahan kimia dalam daun tapak dara dapat membantu mengurangi kadar gula darah, sehingga efektif dalam pengobatan diabetes tipe-2.

  • Pendarahan: Ekstrak dari daun tapak dara digunakan untuk menghentikan pendarahan hidung dan mulut.
  • Hipertensi: Daun tapak dara juga digunakan untuk mengatasi hipertensi dengan cara mengunyah daun tapak dara.
  • Luka Bakar: Daun tapak dara digunakan untuk menyembuhkan luka bakar dengan cara membuat pasta dari daun tapak dara dan kunyit.
  • Sakit Tenggorokan dan Batuk: Daun tapak dara digunakan untuk mengobati sakit tenggorokan dan batuk.
  • Gigitan Serangga: Daun tapak dara digunakan untuk mengobati gigitan serangga.

Cara aman menggunakan tapak dara sebagai obat tradisional

Untuk menggunakan tapak dara (Catharanthus roseus) secara aman sebagai obat, penting untuk mengikuti beberapa langkah:

  • Konsultasi dengan Ahli: Selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal sebelum menggunakan tapak dara, terutama jika Anda memiliki kondisi medis tertentu atau sedang mengonsumsi obat lain.
  • Ekstraksi yang Tepat: Gunakan metode ekstraksi yang aman, seperti menggunakan etanol, yang tidak toksik dan efektif mengekstrak senyawa bioaktif.
  • Dosis yang Tepat: Pastikan untuk menggunakan dosis yang tepat. Senyawa alkaloid dalam tapak dara beracun jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.
  • Pengawasan: Lakukan pengawasan terhadap reaksi tubuh setelah penggunaan, dan hentikan penggunaan jika muncul gejala tidak nyaman.

Efek samping akibat penggunaan berlebihan

Penggunaan tapak dara (Catharanthus roseus) sebagai obat dapat menyebabkan beberapa efek samping, terutama jika dikonsumsi dalam dosis berlebihan. Beberapa efek samping yang mungkin terjadi meliputi:

  • Gangguan Pencernaan: Mual, muntah, diare, dan perut kembung bisa terjadi akibat konsumsi berlebihan.
  • Kerusakan Hati: Konsumsi tanpa pengolahan yang benar dapat merusak hati karena tingginya kandungan alkaloid.
  • Efek Kardiovaskular: Peningkatan detak jantung dan tekanan darah dapat terjadi, terutama pada individu dengan masalah jantung.
  • Reaksi Alergi: Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap tanaman ini.

Jika mengalami gejala tidak nyaman setelah mengkonsumsi herbal bunga tembaga, jangan ragu untuk segera mencari pertolongan medis untuk menghindari risiko perburukan gejala.

Penutup

Bunga tembaga atau tapak dara (Catharanthus roseus) bukan hanya bunganya yang cantik, tetapi juga memiliki potensi besar dalam bidang kesehatan. Tanaman ini telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional dan kini, dengan dukungan penelitian ilmiah, terbukti mengandung senyawa antikanker. 

Meski sudah sejak lama digunakan sebagai herbal tradisional, penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati karena tanaman ini mengandung senyawa beracun yang berbahaya jika tidak diproses dengan benar. 

Oleh karena itu, penting untuk selalu berkonsultasi dengan ahli sebelum menggunakannya. Dengan pengetahuan yang tepat, bunga tembaga dapat menjadi salah satu sumber daya alam yang sangat berharga dalam pengobatan modern dan tradisional.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Spider Lily: Bunga Cantik yang Disebut dalam Anime Demon Slayer

Mengubah Hidup dengan Tanaman: Menciptakan Ruang Hijau dan Nyaman Dengan Tanaman

Wisteria: Bunga yang Paling Ditakuti Iblis di Dunia Anime Demon Slayer