Entri yang Diunggulkan

Spider Lily: Bunga Cantik yang Disebut dalam Anime Demon Slayer

Gambar
indranila - Selain suka tanaman, saya juga suka anime. Demon Slayer atau Kimetsu no Yaiba adalah salah satu anime yang populer yang masih saya ikuti. Di anime ini diceritakan ang tokoh antagonis, Muzan Kibutsuji yang berburu bunga langka, blue spider lily.  Sebagai seorang pecinta tanaman, antusiasme dan rasa ingin tahu selalu muncul saat melihat atau mendengar ada tanaman yang disebut dalam produk budaya populer apapun. Bunga red spider lily ini selain muncul di anime Demon Slayer juga sudah sering muncul di banyak anime lainnya. Bunga ini sering dimunculkan tatkala ada karakter yang akan mati. Tapi apakah bunga ini benar-benar identik dengan kematian? Di dunia nyata blue spider lily tidak benar-benar ada. Yang betul-betul ada adalah bunga red spider lily. Untuk mengetahui jawaban pastinya, mari kembali lagi ke dunia nyata. Yuk, kita telusuri lebih dalam tentang red spider lily! Ekologi dan Sebaran Red Spider Lily Red spider lily berasal d...

Saliara (Lantana camara): Gulma Cantik yang Menyimpan Kontradiksi

Tanaman hias Lantana camara, nama lokal saliara, kembang tembelek, bunganya cantik tapi sering dianggap gulma yang mengganggu

indranila -
Ada satu tanaman yang sering kali luput dari perhatian, tapi kehadirannya selalu mencuri pandang, entah itu di taman depan rumah tetangga atau di pinggir jalan yang tak pernah kau perhatikan dengan saksama. Namanya saliara kalau dalam bahasa sunda, atau kalau kamu lebih suka dengar versi ilmiahnya, Lantana camara.

Tanaman Invasif

Saliara adalah jenis tanaman hias dengan bunga-bunga kecil yang mekar bergerombol dalam satu batang. Warnanya beragam, bisa kuning, merah, oranye, atau bahkan putih. Kombinasi warnanya selalu menarik perhatian karena tampak meriah. Tapi, seperti kebanyakan hal dalam hidup, tanaman ini juga menyimpan sisi lain yang liar—liar dalam arti sebenarnya.

Seperti nama lokal sundanya saliara, yang kata kerjanya “nyaliara’, yang artinya cepat menjalar. Tanaman Lantana camara ini tergolong tanaman invasif. Penjajah. Sebagai tanaman liar tumbuhnya bisa tidak terkontrol, menjadi gulma yang mungkin akan mengganggu jika tumbuh di lahan produktif.

Asal-usul yang Panjang dan Melanglang Buana

Kalau ditarik garis peta, asal-usul saliara ternyata jauh dari sini. Tumbuhan ini awalnya dari kawasan tropis Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Dibawa entah oleh siapa, tanaman ini kemudian menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk ke Indonesia. Di sini, dia sering kita temukan di taman-taman kota atau pekarangan rumah, menambah warna di antara hijau dedaunan yang monoton.

Tapi, begitulah alam. Sesuatu yang indah sekalipun bisa jadi masalah di tempat lain. Di beberapa negara, terutama Australia dan Afrika, saliara dicap sebagai tanaman invasif. Dia tumbuh terlalu cepat, mendominasi lahan, menggantikan tanaman asli yang lebih dulu ada di sana. 

Bayangkan tanaman lokal seperti tamu lama yang tiba-tiba digusur oleh pendatang baru yang lebih atraktif. Ya, saliara adalah pendatang yang merebut ruang. Di sana, bukan soal keindahan yang dibicarakan, tapi bagaimana tanaman ini mengancam ekosistem lokal.

Tentang Fisik Saliara

Tanaman hias Lantana camara, nama lokal saliara, kembang tembelek, bunganya cantik tapi sering dianggap gulma yang mengganggu
Bunga Lantana camara dilihat dari dekat
foto: flickr/miguelang_ldb
Kalau kita ngomongin fisik, saliara ini tergolong semak yang tinggi, bisa mencapai 2 meter. Daunnya oval, bergerigi, dan kalau kamu coba remas, baunya kuat dan agak menyengat. Mirip bau tai ayam. Itulah kenapa orang jawa menyebut tanaman ini “kembang tembelek”, yang artinya bunga tai ayam. Mungkin tidak semua orang suka bau itu, tapi itu salah satu caranya bertahan hidup. Bau tak sedap berguna untuk menghalau hewan herbivora.

Bunganya kecil-kecil, tapi karena mereka tumbuh berkelompok, satu tandan bunga bisa langsung mencolok perhatian. Dan warna-warni bunga itulah yang jadi daya tarik utama saliara.

Di taman, bunganya bukan cuma menarik perhatian kita, manusia yang lewat tanpa sengaja. Kupu-kupu dan lebah juga suka mampir menghisap nektarnya. 

Ada sesuatu yang simbiosis dari hubungan itu, dan saliara tak pernah kekurangan tamu. Mungkin itu juga salah satu alasan mengapa tanaman ini jadi favorit di taman-taman: selain cantik, dia juga membantu mendatangkan kehidupan lain.

Tumbuh di Mana Saja, Hidup di Mana Saja

Lantana camara, saliara, kembang tembelek
Tanaman hias Lantana camara
foto: flickr/Dinesh Valke

Saliara tidak pilih-pilih tempat tumbuh. Kamu punya tanah berpasir? Dia akan tumbuh. Tanah liat? Tidak masalah. Tanah berbatu? Dia juga oke. Inilah alasan mengapa tanaman ini bisa tumbuh di berbagai belahan dunia. Saliara tidak manja seperti tanaman hias lainnya yang butuh perhatian penuh. Dia malah bisa tumbuh subur di tempat-tempat yang jarang disiram air atau bahkan yang kena terik matahari seharian. Sebagai tanaman tropis, dia memang dirancang untuk tahan cuaca panas dan minim air.

Manfaat yang Dibawa Saliara

Meskipun ada stigma tanaman invasif, saliara lebih sering dilihat sebagai tanaman hias yang menyenangkan mata. Warna-warni bunganya memang punya daya tarik visual yang kuat, bikin suasana taman jadi lebih ceria. Orang-orang menanamnya untuk keindahan, tanpa peduli bahwa di tempat lain tanaman ini mungkin sedang dipandang dengan ketidakpuasan.

Selain keindahannya, saliara punya peran ekologis yang penting. Bunga-bunganya menjadi magnet bagi serangga penyerbuk seperti lebah dan kupu-kupu. Di saat taman mulai sepi, kita bisa yakin saliara masih bekerja keras menyediakan tempat mampir yang nyaman bagi para penyerbuk itu.

Oh ya, ada cerita lain tentang saliara di beberapa daerah. Tanaman ini digunakan dalam pengobatan tradisional. Daunnya, kalau diolah dengan benar, dipercaya bisa menyembuhkan luka dan penyakit kulit. Tapi, ada juga sisi gelapnya: buahnya, terutama yang masih mentah, beracun jika tertelan. Jadi, kalau punya anak kecil atau hewan peliharaan, sebaiknya jaga jarak dari buah tanaman ini.

Pertumbuhan Cepat, Pengendalian yang Tidak Mudah

Masalah utama dari saliara adalah pertumbuhannya yang cepat. Terlalu cepat, malah. Di beberapa wilayah, mereka yang terobsesi dengan keteraturan taman mungkin akan merasa terganggu dengan cara saliara tumbuh liar. Pemangkasan jadi solusi yang sering diambil, tapi itu pun tidak bisa sepenuhnya menghentikan tanaman ini.

Sifat invasifnya memang menyulitkan, terutama jika kamu tidak rajin mengontrol pertumbuhan. Di beberapa tempat, mereka bahkan memutuskan untuk memusnahkan saliara secara total. Tapi, tanaman ini bukan tipe yang menyerah begitu saja. Setelah dipangkas, dia bisa tumbuh kembali dengan lebih kuat, seolah-olah mengucapkan, “Aku belum selesai.”

Kesimpulan

Saliara, di satu sisi, adalah tanaman yang penuh pesona. Dia mampu menarik perhatian dengan bunga-bunganya yang berwarna-warni, menarik kupu-kupu, lebah, bahkan manusia yang hanya sekilas melirik. Di sisi lain, dia punya karakter liar yang tidak bisa dikendalikan begitu saja, dan di beberapa tempat dianggap musuh yang perlu dilawan.

Tapi, seperti kebanyakan hal dalam hidup, semua itu soal perspektif. Di taman rumah kita, dia mungkin adalah teman yang memberikan warna. Di tempat lain, dia adalah ancaman. Namun, dengan sedikit perhatian, saliara bisa jadi salah satu tanaman hias yang paling mempesona di pekarangan. Ya, di sinilah dia, sang bunga liar yang selalu hadir, meski kadang tak selalu diinginkan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Spider Lily: Bunga Cantik yang Disebut dalam Anime Demon Slayer

Mengubah Hidup dengan Tanaman: Menciptakan Ruang Hijau dan Nyaman Dengan Tanaman

Wisteria: Bunga yang Paling Ditakuti Iblis di Dunia Anime Demon Slayer