Entri yang Diunggulkan
Saliara (Lantana camara): Gulma Cantik yang Menyimpan Kontradiksi
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
indranila - Ada satu tanaman yang sering kali luput dari perhatian, tapi kehadirannya selalu mencuri pandang, entah itu di taman depan rumah tetangga atau di pinggir jalan yang tak pernah kau perhatikan dengan saksama. Namanya saliara kalau dalam bahasa sunda, atau kalau kamu lebih suka dengar versi ilmiahnya, Lantana camara.
Tanaman Invasif
Saliara adalah jenis tanaman hias dengan bunga-bunga kecil yang mekar bergerombol dalam satu batang. Warnanya beragam, bisa kuning, merah, oranye, atau bahkan putih. Kombinasi warnanya selalu menarik perhatian karena tampak meriah. Tapi, seperti kebanyakan hal dalam hidup, tanaman ini juga menyimpan sisi lain yang liar—liar dalam arti sebenarnya.
Seperti nama lokal sundanya saliara, yang kata kerjanya “nyaliara’, yang artinya cepat menjalar. Tanaman Lantana camara ini tergolong tanaman invasif. Penjajah. Sebagai tanaman liar tumbuhnya bisa tidak terkontrol, menjadi gulma yang mungkin akan mengganggu jika tumbuh di lahan produktif.
Asal-usul yang Panjang dan Melanglang Buana
Kalau ditarik garis peta, asal-usul saliara ternyata jauh dari sini. Tumbuhan ini awalnya dari kawasan tropis Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Dibawa entah oleh siapa, tanaman ini kemudian menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk ke Indonesia. Di sini, dia sering kita temukan di taman-taman kota atau pekarangan rumah, menambah warna di antara hijau dedaunan yang monoton.
Tapi, begitulah alam. Sesuatu yang indah sekalipun bisa jadi masalah di tempat lain. Di beberapa negara, terutama Australia dan Afrika, saliara dicap sebagai tanaman invasif. Dia tumbuh terlalu cepat, mendominasi lahan, menggantikan tanaman asli yang lebih dulu ada di sana.
Bayangkan tanaman lokal seperti tamu lama yang tiba-tiba digusur oleh pendatang baru yang lebih atraktif. Ya, saliara adalah pendatang yang merebut ruang. Di sana, bukan soal keindahan yang dibicarakan, tapi bagaimana tanaman ini mengancam ekosistem lokal.
Tentang Fisik Saliara
Bunga Lantana camara dilihat dari dekat foto: flickr/miguelang_ldb |
Bunganya kecil-kecil, tapi karena mereka tumbuh berkelompok, satu tandan bunga bisa langsung mencolok perhatian. Dan warna-warni bunga itulah yang jadi daya tarik utama saliara.
Di taman, bunganya bukan cuma menarik perhatian kita, manusia yang lewat tanpa sengaja. Kupu-kupu dan lebah juga suka mampir menghisap nektarnya.
Ada sesuatu yang simbiosis dari hubungan itu, dan saliara tak pernah kekurangan tamu. Mungkin itu juga salah satu alasan mengapa tanaman ini jadi favorit di taman-taman: selain cantik, dia juga membantu mendatangkan kehidupan lain.
Tumbuh di Mana Saja, Hidup di Mana Saja
Tanaman hias Lantana camara foto: flickr/Dinesh Valke |
Saliara tidak pilih-pilih tempat tumbuh. Kamu punya tanah berpasir? Dia akan tumbuh. Tanah liat? Tidak masalah. Tanah berbatu? Dia juga oke. Inilah alasan mengapa tanaman ini bisa tumbuh di berbagai belahan dunia. Saliara tidak manja seperti tanaman hias lainnya yang butuh perhatian penuh. Dia malah bisa tumbuh subur di tempat-tempat yang jarang disiram air atau bahkan yang kena terik matahari seharian. Sebagai tanaman tropis, dia memang dirancang untuk tahan cuaca panas dan minim air.
Manfaat yang Dibawa Saliara
Meskipun ada stigma tanaman invasif, saliara lebih sering dilihat sebagai tanaman hias yang menyenangkan mata. Warna-warni bunganya memang punya daya tarik visual yang kuat, bikin suasana taman jadi lebih ceria. Orang-orang menanamnya untuk keindahan, tanpa peduli bahwa di tempat lain tanaman ini mungkin sedang dipandang dengan ketidakpuasan.
Selain keindahannya, saliara punya peran ekologis yang penting. Bunga-bunganya menjadi magnet bagi serangga penyerbuk seperti lebah dan kupu-kupu. Di saat taman mulai sepi, kita bisa yakin saliara masih bekerja keras menyediakan tempat mampir yang nyaman bagi para penyerbuk itu.
Oh ya, ada cerita lain tentang saliara di beberapa daerah. Tanaman ini digunakan dalam pengobatan tradisional. Daunnya, kalau diolah dengan benar, dipercaya bisa menyembuhkan luka dan penyakit kulit. Tapi, ada juga sisi gelapnya: buahnya, terutama yang masih mentah, beracun jika tertelan. Jadi, kalau punya anak kecil atau hewan peliharaan, sebaiknya jaga jarak dari buah tanaman ini.
Pertumbuhan Cepat, Pengendalian yang Tidak Mudah
Masalah utama dari saliara adalah pertumbuhannya yang cepat. Terlalu cepat, malah. Di beberapa wilayah, mereka yang terobsesi dengan keteraturan taman mungkin akan merasa terganggu dengan cara saliara tumbuh liar. Pemangkasan jadi solusi yang sering diambil, tapi itu pun tidak bisa sepenuhnya menghentikan tanaman ini.
Sifat invasifnya memang menyulitkan, terutama jika kamu tidak rajin mengontrol pertumbuhan. Di beberapa tempat, mereka bahkan memutuskan untuk memusnahkan saliara secara total. Tapi, tanaman ini bukan tipe yang menyerah begitu saja. Setelah dipangkas, dia bisa tumbuh kembali dengan lebih kuat, seolah-olah mengucapkan, “Aku belum selesai.”
Kesimpulan
Saliara, di satu sisi, adalah tanaman yang penuh pesona. Dia mampu menarik perhatian dengan bunga-bunganya yang berwarna-warni, menarik kupu-kupu, lebah, bahkan manusia yang hanya sekilas melirik. Di sisi lain, dia punya karakter liar yang tidak bisa dikendalikan begitu saja, dan di beberapa tempat dianggap musuh yang perlu dilawan.
Tapi, seperti kebanyakan hal dalam hidup, semua itu soal perspektif. Di taman rumah kita, dia mungkin adalah teman yang memberikan warna. Di tempat lain, dia adalah ancaman. Namun, dengan sedikit perhatian, saliara bisa jadi salah satu tanaman hias yang paling mempesona di pekarangan. Ya, di sinilah dia, sang bunga liar yang selalu hadir, meski kadang tak selalu diinginkan.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar