Entri yang Diunggulkan
Bobby Kertanegara: Kucing Kampung yang Naik Derajat
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
indranila - Minggu, 20 Oktober kemarin, pasangan presiden terpilih Prabowo-Gibran resmi dilantik. Ada satu sosok yang paling menarik perhatian dalam peristiwa kenegaraan ini. Sosok yang dimaksud bukan manusia, tapi kucing. Iya, kucing kesayangan Presiden Prabowo–Bobby Kertanegara–ikut diboyong ke Istana Merdeka.
Eks Kucing Liar di Lingkungan Para Pemimpin Negara
Yang paling istimewa, Bobby ini bukan jenis kucing ‘mewah’, atau kucing ras yang harganya jutaan. Bobby adalah kucing liar yang biasa berkeliaran di sekitar rumah Kertanegara. Bobby si kucing liar–atau kucing kampung biasa kita menyebutnya–nasibnya benar-benar beruntung. Dia berhasil memikat hati orang yang di kemudian hari menjadi orang nomor satu di Republik Indonesia.
Larry from 10 Downing Street |
Selain Bobby sudah ada cerita tentang kucing ‘biasa’ yang dekat dengan para kepala negara. Sebut saja Larry, eks kucing liar yang tinggal di Downing Street no. 10–kediaman resmi para Perdana Menteri Inggris. Larry mulai tinggal di Downing St. sejak pemerintahan PM David Cameron. Larry diadopsi staff Downing St. mulanya hanya sebagai hewan peliharaan untuk anak-anak David Cameron. Setelah jabatan Cameron berakhir, Larry tetap tinggal di Downing Street. Larry bahkan punya jabatan resmi sebagai Chief Mouser to the Cabinet Office.
Presiden Amerika Joe Biden juga mengadopsi kucing ‘biasa’ bernama Willow. Sebelum tinggal di Gedung Putih, Willow dulunya adalah kucing petani. Barn cat, begitu orang Amerika menyebut kucing liar yang hidup di sekitar ranch atau peternakan. Sebelum Willow, ada kucing yang juga pernah tinggal di Gedung Putih bernama India, kucing keluarga Presiden George W Bush. India juga adalah kucing domestik biasa.
Sejarah Munculnya Kucing Domestik
Persahabatan antara manusia dan kucing dimulai sejak sekitar 10.000–12.000 tahun yang lalu ketika manusia mulai berpindah dari gaya hidup nomaden menjadi bertani dan menetap. Ada satu kawasan yang terletak di timur tengah yang disebut kawasan bulan sabit subur (ing: The Fertile Crescent), suatu daerah yang merupakan tunas peradaban, tempat awal mulanya manusia mengenal pertanian.
Tidak seperti di zaman mengumpulkan makanan, dimana makanan bisa habis dalam sehari dua hari, pada zaman pertanian, produk hasil panen dari pertanian bisa sangat melimpah dan tidak mungkin bisa habis dalam sehari dua hari. Karenanya, manusia mulai menyimpan hasil panen mereka untuk digunakan di lain waktu, mirip seperti lumbung di budaya negara kita.
Felis lybica: nenek moyang kucing domestik | foto:wikimedia/BernardDupont |
Keberlimpahan makanan itu menarik perhatian tikus. Tikus yang kemudian beranak pinak di sekitar pemukiman manusia menarik perhatian kucing liar. Kucing liar afrika–dikenal dengan nama ilmiah Felis silvestris lybica–menemukan daerah berburu baru di kawasan pemukiman manusia. Dengan berlalunya waktu, tercipta simbiosis mutualisme antara manusia dengan kucing-kucing liar itu. Manusia diuntungkan karena kucing bisa jadi pengendali hama, sementara kucing bisa tetap kenyang menikmati suplai makanan yang berlimpah.
Hubungan simbiosis antara manusia dengan kucing liar ini kemudian mengarah pada domestikasi kucing liar. Dan si kucing liar afrika alias Felis lybica ini dianggap sebagai nenek moyang dari kucing domestik modern (Felis catus).
Dewi Bastet: dewa mesir kuno berkepala kucing | wikimedia/Rama |
Kucing kemudian berbaur dengan kehidupan manusia, dan saat ini menjadi salah satu hewan peliharaan terpopuler di dunia. Pada zaman mesir kuno, kucing dihormati dan bahkan disembah. Kucing dianggap perwujudan dari Dewi Bastet, dewa berkepala kucing pelindung rumah tangga. Dalam penggalian makam-makam kuno firaun, sering ditemukan kucing yang dibalsem dan dikubur bersamaan dengan pemiliknya. Ini mencerminkan, mereka mempunyai status yang cukup istimewa.
Selanjutnya ketika dunia memasuki era penjelajahan samudra, kucing ikut berkelana keliling dunia bersama manusia. Kucing sangat diandalkan sebagai pengendali hama di dalam kapal. Pada zaman kekaisaran Romawi Suci, kucing telah menyebar ke seluruh Eropa. Selain dihargai sebagai pemburu tikus yang handal, kucing juga mulai menjadi hewan kesayangan yang menetap di rumah.
Pada zaman abad pertengahan, kucing mengalami perlakuan yang tidak menyenangkan. Akibat meluasnya wabah hitam, kucing dipersekusi dan dianggap membawa sial karena dianggap sebagai sumber pembawa penyakit. Yang paling sial dari peristiwa ini adalah kucing hitam, yang dianggap sebagai jelmaan nenek sihir. Untungnya kemampuan bertahan hidup yang tinggi, dan keahlian mereka dalam berburu, membuat kucing tidak sampai punah di benua Eropa. Mereka kembali menjadi bagian hidup manusia setelah pandemi berlalu.
Pada abad ke-19, kucing mulai dianggap sebagai teman daripada hanya sebagai tukang tangkap tikus. Pergeseran status ini merupakan awal mula tren adopsi kucing sebagai hewan peliharaan, dimana kucing sangat disayangi dan dianggap sebagai bagian dari anggota keluarga.
Kucing di Era Sosial Media
Sekarang kucing domestik (Felis catus) sudah menjadi salah satu hewan peliharaan paling populer di dunia. Di zaman internet ini, kucing tetap bisa mencuri perhatian manusia. Kucing punya penampilan yang menggemaskan. Mereka juga sangat lucu dan menghibur. Terbukti dari jutaan konten video kucing di Youtube dengan view jutaan, membuktikan tingkah mereka bisa menjadi sangat menghibur.
Konten dan meme kucing punya sensasi tersendiri. Banyak akun selebcing–sebutan untuk kucing dengan popularitas bak selebriti–bertebaran di sosial media. Banyak diantaranya yang memberi kelimpahan rejeki buat pemiliknya. Kucing juga dijadikan ikon produk budaya yang laku di pasaran. Contohnya seperti brand Hello Kitty dan karakter anime, Doraemon.
Ada sebuah adagium yang menyatakan bahwa kucing mempunyai pelet. Dimana kehadirannya akan memikat siapa saja yang melihatnya. Banyak orang yang semula benci sama kucing, bisa tiba-tiba jatuh cinta sejak pertama kali menyentuhnya. Sepertinya peribahasa itu ada benarnya. Walaupun manusia yang suka menyiksa hewan juga masih tetap ada, tapi simbiosis antara manusia dengan kucing akan tetap abadi sepanjang zaman.
Komentar
Posting Komentar